oleh
Berawal dari pagi cerah, kisah ini dimulai. Ketika para peserta didik SDI Bategulung menunggu kedatangan tamu yang dirahasiakan hingga acara akan berlangsung. Seorang tamu dari negeri Sakura yang datang bersama teman-temannya, untuk
mengajarkan cara melipat kertas. Acara hari ini (19/4/2012) memang penting, hingga Hamzah Amir, Kepala
Sekolah pun membatalkan keikutsertaannya dalam rapat pengawas untuk persiapan
ujian nasional demi mengikuti kegiatan.
Pukul 10.30 Wita, kepala sekolah menyampaikan agar peserta didik tidak kembali ke rumah khususnya bagi kelas satu dan dua. "Akan ada tamu dari Jepang" dia menginfromasikan.
Mendengar informasi itu mereka pun berteriak gembira. Mereka tampak bersemangat menanti kedatangan tamu itu.
Kegiatan melipat kertas tidak berhenti disini, karena peserta didik bisa membuat burung kertas di rumah, mereka
mendapat kertas origami agar bisa menpraktekkannya lagi di rumah. Sedangkan burung-burung
kertas yang selesai dibuat di sekolah dikumpulkan untuk di pajang di kelas.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama Naoko, kepala sekolah, guru, staf The Gowa Center, dan peserta didik di SDI Bategulung.
RHD, 19 April 2012
Asriani
SENANG. Selain melipat kertas mereka juga senang berfoto. |
Tidak lama berselang sang tamu tiba bersama teman-teman
dari The Gowa Center (TGC). Beberapa orang anak mendekatinya, yang lain menatap dengan mata penasaran, sebagian tampak tersenyum menatap tamu dari Jepang yang diinformasikan kepala sekolah.
Kepala
sekolah dan para guru mengajak para tamunya ke kantor. Gadis asal Tokyo itu, memperkenalkan namanya, guru dan kepala sekolah juga menyebut nama mereka. Sedangkan staf TGC hanya bersalaman saja, ini kerana warga SDI Bategulung telah akrab dengan mereka. Sekolah ini salah satu sekolah mitra Pendidikan Partisipatif menuju Pendidikan Berkualitas di Kab. Gowa.
Beberapa saat kemudian para tamu diajak masuk di ruangan kelas satu untuk memulai kegiatan. Diawali dengan perkenalan diri, Naoko menggunakan bahasa Jepang yang membuat peserta didik kelas satu dan dua menjadi riuh. "Saya Naoko Wada, saya dari Jepang". Dia kembali tersenyum manis, lalu mengajak mereka melipat kertas (origami). Diluar kelas para peserta didik yang lain penasaran dengan kegiatan di kelas satu, beberapa orang juga berkerumung di depan kelas, sedangkan di jendela belakang peserta didik kelas lain tampak berdesakan. Mereka tidak sabar ingin mempraktekkan origami.
Di dalam kelas peserta terus mengikuti proses belajar ini dengan antusiasmereka sedang membuat burung Tzuru dari kertas berwarna warni. Guru-guru ikut terlibat, mereka juga bersemangat mengikuti intruksi Naoko.
Beberapa saat kemudian para tamu diajak masuk di ruangan kelas satu untuk memulai kegiatan. Diawali dengan perkenalan diri, Naoko menggunakan bahasa Jepang yang membuat peserta didik kelas satu dan dua menjadi riuh. "Saya Naoko Wada, saya dari Jepang". Dia kembali tersenyum manis, lalu mengajak mereka melipat kertas (origami). Diluar kelas para peserta didik yang lain penasaran dengan kegiatan di kelas satu, beberapa orang juga berkerumung di depan kelas, sedangkan di jendela belakang peserta didik kelas lain tampak berdesakan. Mereka tidak sabar ingin mempraktekkan origami.
Di dalam kelas peserta terus mengikuti proses belajar ini dengan antusiasmereka sedang membuat burung Tzuru dari kertas berwarna warni. Guru-guru ikut terlibat, mereka juga bersemangat mengikuti intruksi Naoko.
Begitu antusiasnya guru-guru
ikut membantu membimbing para peserta didik di luar kelas. Bahkan anak-anak
yang tadinya di luar, sedikit demi sedikit masuk ke kelas untuk minta
bimbingan dari Naoko dan guru-guru yang lain. Karena kelas dipadati peserta didik, direktur
The Gowa Center, Darmawan Denassa mengarahkan sebagian anak-anak menuju ke kelas
tiga.
Kegiatan ini bukan hanya dihadiri oleh para guru dan kepala sekolah tetapi juga ketua komite sekolah, Patahuddin Daeng Sassa juga hadir. Beliau pun senang dengan kehadiran Naoko di sekolah, ia berharap suatu hari bisa hadir dalam pertemuan yang dihadiri warga agar bisa bertukar informasi pelaksanaan pendidikan di Jepang.
Kegiatan ini bukan hanya dihadiri oleh para guru dan kepala sekolah tetapi juga ketua komite sekolah, Patahuddin Daeng Sassa juga hadir. Beliau pun senang dengan kehadiran Naoko di sekolah, ia berharap suatu hari bisa hadir dalam pertemuan yang dihadiri warga agar bisa bertukar informasi pelaksanaan pendidikan di Jepang.
Hj. Kebo guru kelas II serius melipat kertas menjadi bentuk burung Tzuru. |
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama Naoko, kepala sekolah, guru, staf The Gowa Center, dan peserta didik di SDI Bategulung.
RHD, 19 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar