Selasa, 26 April 2011

Makna Logo The Gowa Center

Ayam Jantan


Gowa Center. Saya mau bertanya mengapa logo The Gowa Center (TGC) ayam jantan? 
Demikian pertanyaan Ketua Komite SDN Kalase'rena salah satu calon mitra TGC pada pertemuan calon mitra di SDN Bontorikong Januari 2010. Pertanyaan ini beliau ajukan ketika kami minta para peserta menulis atau menggambar mimpi mereka pada organisasi dan sekolahnya, ketua komite SDN Kalase'rena ternyata menggambar ayam ketika itu. Katika TGC mengajukan pertanyaan balik mengapa beliau mewakilkan mimpinya pada gambar ayam, beliau menjawab bagi saya ini bermakna kekuatan dan kejantanan, juga melambangkan Sultan Hasanuddin.
Pertanyaan beberapa pihak pada lambang ayam jantan putih dalam lingkaran merah sebagai semangat The Gowa Center bukan hanya datang dari mantan Ketua Komite SDN Kalase'rena, beberapa orang mempertanyakan makna logo TGC itu.

Logo ayam jantan mengispirasi pendiri TGC sebagai logo karena pemaknaan positif beberapa bangsa terhadap ayam. Lambang ayam menjadi pemaknaan pada ketulusan yang dimiliki oleh salah satu entitas di Bontonompo Kab. Gowa. Raja termasyur dari Kesultanan Gowa I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bontomanggape Sultan Hasanuddin diberigelar oleh seteru sejatinya VOC (kolonialis Belanda) dengan gelar Haanstjes van Het Oosten Ayam Jantan dari Benua Timur, gelar ini diberikan karena kegigihan Sultan Hasanuddin memimpin rakyatnya mempertahankan kehormatan bangsanya.


Logo ayam lain yang mengispirasi TGC memilih sebagai perwakilan eksistensi lembaga ada pada internalisasi orang Toraja. Masyarakat Toraja sangat dekat dengan ayam. Ciri khas orang Toraja sejak dulu adalah meyelempang sarung dan merangkul ayam. Lebih hebat lagi ayam menjadi perlambang bagi mereka ditempatkan khusus dan mencolok di bagian depan rumah pada posisi tongko sela. Ayam berdiri di atas lambang matahari. Mengapa demikian karena ayamlah yang pertama kali mengetahui dan mengabarkan keberadaan pagi, lambang kehidupan kembali.


Pada masyarakat Eropa, ayam adalah penunjuk arah, ditempatkan dipucuk-pucuk gedung tinggi dan diagungkan. Badang berputar dan menjadi pedoman.


Semangat-semangat di atas menjadi bagian yang menguatkan kami membetuk lembaga yang menjadi pedoman bagi organisasi lain, menjadi pertama yang mengabarkan kebenaran, semangat, dan kebaikan, mengukuhkan kearifan lokal dan menguatkan persaudaraan antar bangsa. (DN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar