Minggu, 16 September 2012

Kelas Komunitas Belajar di Balaburu

Kelas Komunitas Rumah Hijau Denassa (RHD) istirahat di salah satu balla-
balla
 dekat sawah di Balaburu.
Foto: Nurlina/Rijal/Mursal.

TGC. Peserta didik Kelas Komunitas Rumah Hijau Denassa (RHD) sejak pukul 06.30 telah berkumpul di tiga titik, masing-masing SDN Kalase'rena, SDN Rappokaleleng, dan di RHD. Hari ini (Ahad 16 September 2012) disepakati waktu belajar bersama Balaburu. Kunjungan ini merupakan bagian dari proses belajar mengajar untuk mendorong peserta didik mengenal wilayah sekitar, belajar sambil bermain, dan peduli lingkungan khususnya peran penting tanaman dan fungsi hutan.

Baluburu hingga tahun 60-an masih merupakan kawasan hutan yang dihuni berbagai satwa seperti monyet, babi, dan beraneka burung. Karena pohon-pohonya ditebang maka hutan menjadi hilang dan satwa yang ada meninggalkan kawasan ini. Kawasan ini kemudian menjadi Desa Sapta Marga yang menjadikan kawasan ini sebagai tempat pemungkinan warga. Kawasan ini berbentuk perbukitan yang banyak ditumbuhi batu-batu cadas.


Kini Balaburu menjadi salah satu lingkungan dari Kelurahan  Kalase’rena Kec. Bontonompo. Kab. Gowa. Sejak tahun 70-an Balaburu  menjadi salah satu kawasan yang dilanda kekeringan di musim kemarau. Sebagian warga kesulitan mendapat air bersih pada bulan Juli-Nopember.

Kondisi ini menjadi media ajar yang tepat mendorong peserta didik Kelas Komunitas yang berasal dari Kalase’rena, Sela, Rappokaleleng, Bontocaradde, Borongtala, dan Bontorikong  untuk memahami pentingnya fungsi hutan. Peserta yang ikut kegiatan 39 orang didampingi Nurlina, Mursal, Rijal, Alwiah, dan Agus  relawan RHD. Belajar bersama mengidentifikasi tanaman yang saat ini masih tumbuh di Balaburu.  Peserta diajak membandingkan perasaan mereka berjalan di jalan tanpa pohon dengan ketika mereka berteduh dibawah pohon.  Kami juga  mengunjungi sungai kecil sebagai sumber air  bagi  yang terletak diperbatasan Gowa dan Takalar.

Peserta dan pendamping menempuh perjalanan 6 km dengan berjalan kaki, dibawah terik dan sesekali kepulan debu yang dibawa angin kemarau. Perjalanan memang menguras tenaga tapi suasana tetap bersemangat karena perjalanan diselingi permainan serta menyanyikan lagu-lagu Kelas Komunitas seperti makrencong-rencong, tepuk tangan, dll. Kelas Komunitas untuk tahun ini akan melanjutkan petualangan di laut,  gunung, dan kampung lain sebagai wahana belajar yang akan membantu mereka merefleksikan pentingya peduli lingkungan dan kebersamaan.  Pembelajaran di objek-objek itu merupakan penguatan dari proses belajar di RHD sebagai tempat pembelajaran utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar