Sabtu, 10 November 2012

Peta Sosial Pendidikan Contoh Inovasi di Sulsel

TGC. The Gowa Center, salah satu lembaga pusta kajian, dokumentasi, dan pembelajaran di Sulsel menjadi salah satu narasumber dalam Rapat Koordinasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan (BPMPDK) Sulsel. Kegiatan ini dihadiri  70-an orang berasal dari Pemkab dan mitra ACCESS Phase II dari Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar, BPMPDK Soppeng, serta pengurus Balai Rujukan Keluarga dan Pusat Layanan Pembangunan (Baruga Sayang). Kegiatan berlangsung dari tanggal 8-9 Nopember 2012 di Hotel Grand Palace Makassar.


Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan untuk menyebarkan contoh terbaik dari kemitraan ACCESS Phase II dengan lembaga lokal di enam kabupaten di Sulsel. Kali  ini mengambil tema “Desa Berdata, Desa Berdaya” menampilkan hasil Pemetaan Apresiatif Desa (PAD) yang dilaksanakan lembaga lokal yang melibatkan  warga secara aktif dalam pembuatannya.

Darmawan Denassa, direktur The Gowa Center presentasi
Peta Sosial Pendidikan pada Rakor BPMPDK Sulsel, di
Hotel Grand Place Makassar (9/11/12)
Foto: Uga
Lima LSM perwakilan kabupaten di wilayah kerja ACCESS Phase II Kab. Selayar memaparkan peta sebaran potensi wilayah, Bantaeng dengan sebaran penerima raskin, Jeneponto dengan sebaran informasi pembangunan desa, Takalar dengan sebaran warga penerima Jamkesmas, sedangkan Gowa fokus pada PAD layanan pendidikan (sebaran peserta didik, putus sekolah, bantuan sosial, letak dan potensi sekolah)

Mewakili Kab. Gowa, Darmawan Denassa direktur  The Gowa Center memaparkan hasil pemetaan sosial pada layanan pendidikan, dengan sample SDI Salekowa, Desa Kalebarembeng, Kec. Bontonompo. Pada peta telah tersaji informasi seluruh rumah yang ada dalam wilayah pemetaan, tingkat kesejahteraan sosial yang dibagi dalam kategori kaya, sedang,  miskin, dan sangat miskin.

Data awal yang tersaji dalam peta merupakan hasil sensus Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) Desa Kalebarembeng. The Gowa center  kemudian mendigitasinya menuangkannya dalam peta interaktif sosial melalui openstreetmap dan artgis.

Dengan  hasil pemetaan ini warga dapat mengetahui dan memantau siswa atau orang tua peserta didik yang menerima bantuan sosial pendidikan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM). Diharapkan dengan tersebanyarnya informasi  mereka bisa memantau apakah penerima bantuan sosial pendidikan adalah warga yang layak mendapatkan.

Peta sosial pendidikan menampilkan seluruh rumah siswa, sehingga peta ini dapat menjadi acuan guru untuk menjalin komunikasi dengan wali siswa untuk mendorong peningkatan kualitas pembelajaran.  Hubungan sekolah dengan warga juga diharapkan semakin meningkat berkualitas dengan adanya peta.
“Peta sosial ini juga memuat anak usia sekolah yang tidak bersekolah, namun pada peta sample ini tidak ada anak yang tidak sekolah, semua sudah bersekolah karena pelaksanaan pendidikan gratis” Direktur The Gowa Center, Darmawan Denassa dalam pemaparannya disambut tepuk tangan meriah dari peserta.

The Gowa Center secara umum telah berhasil memetakan sekolah mitra Pendidikan Partisipatif dalam peta online yang bisa diakses melalu Openstreetmap. Pengembangan selanjutnya The Gowa Center akan memetakan beberapa sekolah agar tersedia informasi tentang pendidikan melalui peta lebih banyak lagi.

“Kami apresiasi kerjasama LSM yang ada di Gowa khususnya The Gowa Center (Goces)  dengan Wakil, kerjasama ini sebaiknya ditiru lembaga lain dari kabupaten lain” ungkap Eman staf Bappeda Kab. Jeneponto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar