TGC. The
Gowa Center, salah satu lembaga pusta kajian, dokumentasi, dan pembelajaran di
Sulsel menjadi salah satu narasumber dalam Rapat Koordinasi Badan Pemberdayaan
Masyarakat Desa dan Kelurahan (BPMPDK) Sulsel. Kegiatan ini dihadiri 70-an orang berasal dari Pemkab dan mitra
ACCESS Phase II dari Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar, BPMPDK
Soppeng, serta pengurus Balai Rujukan Keluarga dan Pusat Layanan Pembangunan
(Baruga Sayang). Kegiatan berlangsung dari tanggal 8-9 Nopember 2012 di Hotel
Grand Palace Makassar.
Lima
LSM perwakilan kabupaten di wilayah kerja ACCESS Phase II Kab. Selayar
memaparkan peta sebaran potensi wilayah, Bantaeng dengan sebaran penerima
raskin, Jeneponto dengan sebaran informasi pembangunan desa, Takalar dengan
sebaran warga penerima Jamkesmas, sedangkan Gowa fokus pada PAD layanan
pendidikan (sebaran peserta didik, putus sekolah, bantuan sosial, letak dan
potensi sekolah)
Kegiatan
ini merupakan kegiatan tahunan untuk menyebarkan contoh terbaik dari kemitraan
ACCESS Phase II dengan lembaga lokal di enam kabupaten di Sulsel. Kali ini mengambil tema “Desa Berdata, Desa Berdaya”
menampilkan hasil Pemetaan Apresiatif Desa (PAD) yang dilaksanakan lembaga
lokal yang melibatkan warga secara aktif
dalam pembuatannya.
Darmawan Denassa, direktur The Gowa Center presentasi Peta Sosial Pendidikan pada Rakor BPMPDK Sulsel, di Hotel Grand Place Makassar (9/11/12) Foto: Uga |
Mewakili
Kab. Gowa, Darmawan Denassa direktur The
Gowa Center memaparkan hasil pemetaan sosial pada layanan pendidikan, dengan
sample SDI Salekowa, Desa Kalebarembeng, Kec. Bontonompo. Pada peta telah tersaji
informasi seluruh rumah yang ada dalam wilayah pemetaan, tingkat kesejahteraan
sosial yang dibagi dalam kategori kaya, sedang,
miskin, dan sangat miskin.
Data
awal yang tersaji dalam peta merupakan hasil sensus Kader Pemberdayaan
Masyarakat (KPM) Desa Kalebarembeng. The Gowa center kemudian mendigitasinya menuangkannya dalam
peta interaktif sosial melalui openstreetmap dan artgis.
Dengan hasil pemetaan ini warga dapat mengetahui dan
memantau siswa atau orang tua peserta didik yang menerima bantuan sosial
pendidikan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Diharapkan dengan tersebanyarnya informasi
mereka bisa memantau apakah penerima bantuan sosial pendidikan adalah
warga yang layak mendapatkan.
Peta
sosial pendidikan menampilkan seluruh rumah siswa, sehingga peta ini dapat
menjadi acuan guru untuk menjalin komunikasi dengan wali siswa untuk mendorong peningkatan
kualitas pembelajaran. Hubungan sekolah dengan
warga juga diharapkan semakin meningkat berkualitas dengan adanya peta.
“Peta
sosial ini juga memuat anak usia sekolah yang tidak bersekolah, namun pada peta
sample ini tidak ada anak yang tidak sekolah, semua sudah bersekolah karena
pelaksanaan pendidikan gratis” Direktur The Gowa Center, Darmawan Denassa dalam
pemaparannya disambut tepuk tangan meriah dari peserta.
The
Gowa Center secara umum telah berhasil memetakan sekolah mitra Pendidikan
Partisipatif dalam peta online yang bisa diakses melalu Openstreetmap.
Pengembangan selanjutnya The Gowa Center akan memetakan beberapa sekolah agar
tersedia informasi tentang pendidikan melalui peta lebih banyak lagi.
“Kami
apresiasi kerjasama LSM yang ada di Gowa khususnya The Gowa Center (Goces) dengan Wakil, kerjasama ini sebaiknya ditiru
lembaga lain dari kabupaten lain” ungkap Eman staf Bappeda Kab. Jeneponto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar