Gowa Center. Perhitungan hari bagi orang Makassar dikenal hari-hari khusus yang diasosiasikan dalam baik dan kurang baik. Selain berhubungan dengan hari, waktu yang merujuk pada pukul, pun dinilai memiliki masa baik dan kurang baik. Hari atau waktu baik akan menjadi acuan dalam menentukan permulaan pekerjaan, pengambilan keputusan, membeli barang, dan bepergian. Sedangkan hari dan waktu kurang baik senantiasa dihindari karena dianggap akan mendatangkan naas.
Warga Gowa dalam satu kunjungan ke Benteng Ujungpandang di Makassar. Foto: Darmawan Denassa |
Misalnya makan ketika matahari akan tenggelam sangat ditabukan orang Makassar. Membeli barang atau melaksanakan kegiatan penting pada hari Rabu terakhir setiap bulan dinilai pamali. Hari Rabu terakhir setiap bulan disebut cappu Araba, kebalikannya Rabu pertama setiap bulan sangat baik memulai kegiatan, membeli barang, dan memutuskan perkara, hari ini dikenal dengan nama Araba Nai.
Masih banyak catatan penggunaan waktu yang dikenal dalam keseharian orang Makassar. Penentuan waktu itu dipengaruhi beberapa faktor, seperti perhitungan tanggal dalam hitungan Hijriah, pengalaman hari dalam keluarga, dan hisab lain yang biasanya diputuskan oleh panrita.
Pamali dan hari dihindari ini tidak berlaku pada kegiatan rutin atau kegiatan yang tidak bisa dihindari (darurat). Bahkan bagi sebagian orang nilai sudah tidak memberi pengaruh. (DN)
Pamali dan hari dihindari ini tidak berlaku pada kegiatan rutin atau kegiatan yang tidak bisa dihindari (darurat). Bahkan bagi sebagian orang nilai sudah tidak memberi pengaruh. (DN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar