Senin, 04 Maret 2013

Pasar Subuh

Gowa Center. Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dengan pembeli, defenisi ini dapat menjadi batasan sederhana sebagai makna pasar. Dari segi istilah dikenal pasar tradisional,  pasar modern, pasar  konkret, pasar abstrak, pasar nasional , hingga pasar international.

Dalam kesempatan ini kita tidak membahas jenis dan bentuk pasar secara mendalam. Hanya membicarakan sebuah pasar  unik di  Panciro yang mengambil separuh jalan nasional yang menghubungkan Makassar, Sungguminasa ke selatan (Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba). Pasar ini tepatnya di km 6 dari Sungguminasa atau 19 dari Makassar, di desa Panciro, kecamatan Bajeng, kabupaten Gowa, Sulawesi-Selatan.    

Mengapa unik, karena pasar ini bukan disebut dengan nama tempatnya berada, misalkan pasar Limbung karena berada di Limbung, pasar Rappokaleleng yang berdiri di Rappokaleleng. Jadi pasar ini bukan pasar Panciro tapi disebut pasar subuh. Mengapa demikian? Mungkin karena pasar ini, mencapai puncaknya menjelang subuh dan setelah subuh. Waktu ini menjadi saat-saat paling ramai bertemunya penjual dan pembeli.


Suasana Pasar Subuh di jalan nasional di Panciro Kec. Bajeng
Penulis belum temukan data sejak kapan aktifitas jual beli di waktu subuh ini mulai berlangsung.
Selain waktunya yang khusus, barang  yang diperjualbelikanpun hanya sayur-mayur, buah, telur, dan ayam.

Selain di Panciro masih terdapat dua titik pasar subuh di Gowa, masing-masing Cambaya dan Sungguminasa.

Aktifitas jual beli di pasar subuh  sudah mulai berlangsung sebelum tengah malam, sekira pukul 22 dan biasanya berakhir sekitar pukul tujuh hingga delapan. Ketiga pasar subuh ini melakukan transaksi di tepi dan di atas badan jalan nasional yang menguhubungkan Makassar dengan kabupaten lain di bagian selatan. (Darmawan Denassa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar